16.2.07

CIRI-CIRI PUTRA BANI TAMIM (1)

Di antara sifat dan watak Putra Bani Tamim itu seperti yang dinyatakan oleh beberapa buah hadist, cerita para sahabat, para tabiin, para tabiit tabiin, para ulama adalah seperti berikut.

A. Sifat-sifat Pribadinya

1. Namanya ialah Syuaib bin Saleh

Sabda Nabi SAW,
“Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang laki-laki daripada suku Tamim yang datang dari Timur.”

Ammar bin Yasir RA berkata,
“Pembawa Panji-panji Al-Mahdi adalah Syuaib bin Saleh.”

Yaitu bukan nama sebenarnya tetapi merujuk kepada Bani bangsanya (Bani kecil dari suatu bangsa), merupakan seorang yang baik dan keluarganya juga adalah orang-orang yang berakhlak baik. Persoalannya, kenapa nama Putra Bani Tamim itu bukannya Syuaib bin Saleh seperti yang dinyatakan oleh hadis Nabi SAW? Bukankah Syuaib bin Saleh itu adalah nama sebenarnya Putra Bani Tamim itu? Atau apakah hadist Nabi SAW itu palsu atau jika benar kenapa namanya tidak benar-benar Syuaib bin Saleh?

Sesungguhnya hadis itu adalah benar, bukan hadis palsu. Mustahil Nabi SAW berdusta, karena setiap hadis dari Nabi SAW adalah datang dari Allah. Bagaimana Nabi SAW dapat berdusta? Nabi SAW adalah sodiqul masduq (seorang yang benar lagi dibenarkan).

Dari segi bahasa Arab, kalimah Syu'bun berarti Bani bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kalimah Syu'aibun berarti suatu Bani kecil dari sebuah kabilah. Lagipula, Nabi SAW tidak pernah menyatakan bahwa Putra Bani Tamim itu benar-benar bernama Syuaib bin Saleh.

Kalimah Bin itu pula berasal dari Ibnun, artinya anak lelaki. Atau lebih tepat lagi, seorang lelaki. Maknanya pribadi Syuaib itu adalah:

· seorang lelaki (benar-benar seorang lelaki, bukan perempuan).

· Yang memiliki sifat-sifat seorang lelaki (berjanggut, bermisai, berjambang dan berserban).

· Seorang yang berwatak lelaki (berani, gigih, sabar, pejuang, berpikiran luas, senantiasa berhubungan dengan masyarakat dan jauh langkahnya).

· Merupakan lelaki Allah (Rijalullah) yakni beliau adalah seorang yang bertaraf wali, ulama sejati, ulama mujahid dan mujtahid.

Jika diperhatikan benar-benar, penggunaan kalimah Bin itu merupakan suatu sebutan yang agak janggal dalam bahasa Arab. Agak jarang orang Arab disebut dengan Bin, yakni disambung namanya dengan sebutan Bin. Cuma orang Islam di Nusantara saja yang lazim berbuat demikian.

Kalimah Saleh pula bermaksud orang yang baik. Baik di sini bermaksud seperti berikut:

· Baik namanya, yaitu bukan nama yang bercampur-campur dengan istilah dari bahasa Sansekerta, nama setempat atau dari bangsa yang bukan Islam.

· Baik kepribadiannya yaitu dikenal sebagai seorang yang tetap teguh dengan pendiriannya.

· Baik akidahnya yaitu seorang yang benar-benar mengikuti akidah Islam yang sejati.

· Baik keturunannya yaitu keturunannya diketahui dari yang baik-baik, tidak tercemar dengan akhlak-akhlak yang rendah.

· Baik agamanya, yaitu beliau dan keturunan sebelah atasnya adalah dari kalangan ahli-ahli agama atau orang yang cinta agama.

· Beliau memang seorang yang saleh. Saleh di sini ialah baik dan banyak amalan agamanya. Amalan agama itu sudah melekat dengan dirinya sejak dari kecil.

· Baik pemikirannya yaitu seorang yang mempunyai ide yang baik untuk mengubah masyarakatnya untuk menghayati ajaran Islam sejati ketika mereka sedang hanyut bergelumang dengan arus jahiliyah.

· Baik akhlaknya. Merupakan seorang yang terpuji akhlaknya di kalangan hamba Allah pada masa itu.

Jika hadis-hadis berkenaan benar, kenapa namanya disebutkan sebagai Syuaib bin Saleh? Kenapa tidak disebutkan nama sebenarnya? Jawabannya:

· Untuk mengelirukan musuh-musuh Islam. Dengan ini, beliau selamat dari diburu, dibunuh, dihalangi atau di'apa-apa'kan oleh musuh-musuh Islam yang memang mencoba menghalangi kebangkitan Islam kedua ini dengan segala daya upaya mereka.

· Supaya umat Islam berusaha mencari identitas sebenarnya Syuaib bin Saleh itu. Di sini, umat Islam yang percaya dengan hadis-hadis berkenaan akan berusaha mencari siapakah pribadi yang dikatakan sebagai Putra Bani Tamim itu. Setelah bertemu, mereka akan membaiatnya sebagai ketua mereka. Orang yang berusaha, akan diberikan pahala.

· Untuk menguji keimanan umat Islam terhadap hadis-hadis Nabi SAW yang berkaitan dengan Putra Bani Tamim itu. Ada yang percaya dan ada yang tidak mudah percaya, apalagi saat itu memang orang banyak sudah tidak percaya lagi dengan hadis-hadis mengenai Putra Bani Tamim.

· Supaya yang empunya diri itu tidak mengetahui (pada peringkat awalnya) siapa sebenarnya Putra Bani Tamim itu sendiri. Beliau tidak menyadari bahwa beliaulah orang yang dimaksudkan oleh hadis-hadis berkenaan sebagai Syuaib bin Saleh. Beliau hanya menyadari tentang pribadi dirinya setelah jauh dan lama berjuang.

· Untuk menipu pihak musuh Islam. Karena tidak ada uraian lebih lanjut dari para ulama terhadap kepribadian Putra Bani Tamim ini, pihak musuh menyangka bahwa namanya menang benar-benar Syuaib bin Saleh seperti yang tersebut di dalam hadis. Karena itu, mereka sedaya upaya mencari nama berkenaan, bukan pribadi berkenaan.

Berdasarkan uraian yang diberi, jelaslah sebab-sebab sebenarnya Nabi SAW tidak menyebutkan nama sebenarnya Putra Bani Tamim itu. Diharapkan dengan penjelasan ini, umat Islam tidak akan mempersoalkan lagi mengenai nama sebenarnya Syuaib bin Saleh itu.

2. Dia berketurunan Bani Tamim atau Bani Tamim
Yaitu suatu Bani Arab Quraisy, dari keturunan Sayidina Ali, yang hari ini kebanyakan tinggal di Palestina dan Jordania. Tetapi dia lahir bukan di kedua tempat itu. Bani Tamim itu bukanlah merupakan suatu golongan atau kaum yang besar. Golongan ini hanyalah satu Bani yang kecil dan tidak ramai.

Perlu disebutkan di sini, Bani Tamim yang ini adalah sebagian dari Ahlul Bait karena Sayidina Ali adalah salah seorang anggota Ahlul Bait. Ahlul Bait adalah keluarga Rasulullah SAW. Para ulama berbeda pendapat mengenai takrif Ahlul Bait itu sendiri.

Bani Tamim itu tidak lagi mendiami Hijaz karena telah dihalau keluar oleh pemerintahan Bani Saud yang kini memerintah di Arab Saudi. Banyak pula yang dibunuh. Tidak kurang yang disiksa dan dihalau keluar dari tanah tumpah darah mereka, yaitu Hijaz. Banyak pula yang terpaksa lari menyelamatkan diri karena diburu oleh agen-agen kerajaan Saudi. Ada yang lari ke selatan India dan banyak pula yang menetap di Nusantara, tapak awal berdirinya daulah kedua nanti.

Ada ulama yang menyatakan:
· Semua keturunan Abdul Muttalib adalah Ahlul Bait.

· Semua keturunan Nabi Muhammad SAW adalah Ahlul Bait, termasuk isteri-isteri Nabi SAW dan menantu-menantunya.

· Semua keturunan Abdul Muttalib yang Islam adalah Ahlul Bait.

· Semua keturunan Sayidina Ali dengan Fatimah al-Batul adalah Ahlul Bait. Pendapat ini terutama disokong oleh mazhab Syiah.

· Semua keturunan Abdu Manaf adalah Ahlul Bait.

Di kalangan bangsa Arab, memang ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini memang suatu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Sahabat yang berasal dari kabilah Tamim di antaranya ialah sahabat setia baginda SAW, Sayidina Abu Bakar as-Siddiq. Namun, kabilah Tamim ini bukanlah Bani Tamim, malah antara kedua-duanya memang tidak ada hubung kait.

Yang pertama disebut kabilah Tamim dan yang satu lagi Bani Tamim atau Bani Tamim. Kedua-duanya berbeda. Kabilah Tamim bertebaran di hampir seluruh Tanah Arab.

Perbedaan pandangan ini tidak menjadi persoalan yang terlalu besar atau sangat dipentingkan. Yang penting di sini ialah Putra Bani Tamim itu memang berasal dari keturunan Ahlul Bait juga atau diakui oleh Rasulullah SAW sebagai ahlul bait.

3. Dia memakai serban biru.
Ketika itu, hanya dia yang memakai serban berwarna biru di dunia ini. Mungkin serban biru itu tidak selalu dipakainya, cuma sekali-sekali saja. Namun begitu, ini sudah cukup menjadi bukti bahwa hanya beliau yang sanggup memakai serban biru. Ulama lain ketika itu, terutama ulama fiqh, sudah tidak sanggup lagi meletakkan serban di atas kepala sebagai pakaian harian, apalagi untuk memakai serban yang berwarna biru atau hijau.

Pernyataan ini bukan datang dari hadis Nabi SAW atau dari tabiin, tetapi datang dari ramalan Nostradamus, seorang peramal bangsa Perancis yang terkenal itu. Oleh itu, ramalan beliau ini boleh dijadikan sebagai sumber tambahan saja, bukan untuk dipercayai, apalagi untuk diyakini, walaupun mungkin benar.

Pernyataan dari Nostradamus tentang pemakaian serban berwarna biru ketika zahirnya Putra Bani Tamim ini berkaitan dengan mendapat kekuasaan di dunia sebelah Timur. Maknanya, serban warna biru itu dipakainya ketika beliau mula-mula mendapat kuasa di negeri sebelah timur dan mula-mula mendapat baiah dari sekalian manusia. Mungkin begitulah yang dimaksudkan serban biru oleh Nostradamus.

4. Dia senantiasa memakai celak mata.
Celak adalah amalan sunat. Setiap orang Islam baik lelaki atau perempuan disunatkan memakai celak mata. Ada hadis Nabi SAW yang menyatakan bahwa bercelak itu sunat hukumnya.

Para sahabat dahulu suka bercelak, karena mengikut amalan Nabi SAW. Para ulama dahulu (salaf dan khalaf) yang salihin adalah golongan yang suka memakai celak. Mereka memandang perbuatan memakai celak itu sebagai suatu sunnah yang penting dan besar, terutama dalam mendekatkan diri kepada Khaliq.

Para ulama dan cerdik pandai hari ini sudah tidak mau memakai celak walaupun tahu hukum memakai celak adalah sunat. Terdapat hadis dhaif yang menyebutkan bahwa para malaikat juga bercelak. Wallahu 'alam.

Terdapat juga hadis (walaupun kebanyakannya adalah hadis dhaif) yang menyatakan kelebihan bercelak. Di antaranya ialah dapat mencerahkan pandangan mata, mengelakkan terkena penyakit mata, menambah seri muka dan banyak lagi.

Para wali Allah memang diketahui umum oleh umat pada zaman dahulu sebagai golongan yang istiqamah memakai celak.

Beliau memakai celak ketika para ulama lain sudah tidak mau lagi memakai celak, ketika umat Islam sudah tidak tahu hukum memakai celak, ketika umat Islam sudah tidak tahu lagi cara untuk mengenakan celak ke mata mereka dan ketika para pemimpin menganggap celak sebagai suatu yang rendah dan memalukan jika dipakai. Ada juga pemimpin dan ulama hari ini yang menyatakan celak sebenarnya bukan dari amalan Islam.

Itulah perbedaan antara beliau dengan para ulama dan umat sezaman.

5. Dia senantiasa memakai tongkat.
Yaitu sunnah Rasulullah SAW, para Khulafaur Rasyidin, para wali dan ulama muktabar zaman dahulu. Walaupun badannya masih segar dan dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat, beliau memakainya sebagai suatu sunnah Nabi SAW yang perlu dijaga. Ketika itu, para ulama dan orang alim sudah tidak mau menggunakan tongkat sebagai alat untuk membantunya berjalan. Para pemimpin di seluruh dunia juga sudah tidak ada yang memakai tongkat.

Pada hari ini, perbuatan memakai tongkat sudah ditinggalkan. Malah orang yang lebih tua juga tidak mau memakai tongkat. Pada anggapan orang banyak, memakai tongkat adalah suatu kekurangan dan penghinaan, di samping tongkat merupakan sesuatu yang melemahkan jiwa dan pikiran.

Jika dilihat pada hukum Islam, memakai tongkat adalah disunatkan kepada orang yang berumur 40 tahun ke atas. Orang yang berusia 40 tahun atau lebih, jika tidak memakai tongkat akan dikatakan sebagai orang yang sombong kepada Allah. Demikian maksud sebuah hadis qudsi.

Sebab itu, pada zaman Nabi SAW, sahabat dan setelah itu, mereka memakai tongkat sebagai suatu sunnah yang tidak dipersoalkan. Setiap orang yang mencapai usia 40 tahun, perkara pertama yang dilakukannya ialah memakai tongkat.

Perlu pula diketahui, para wali Allah itu senantiasa memakai tongkat ke mana pun mereka pergi. Tongkat itu kegunaannya bagi mereka, hanyalah sebagai suatu simbolik saja dan tidak mempunyai banyak keistimewaan lain. Mereka memakainya sebagai suatu sunnah yang perlu diikuti dengan hati yang ikhlas.

Orang yang mengamalkan sunnah Nabi SAW walaupun kecil, akan diberi pahala oleh Allah. Apalagi jika dibuat dengan hati yang ikhlas.

11.1.07

DALIL & PERAKUAN TERHADAP PUTRA BANI TAMIM


Dalil-Dalil Yang Berkaitan - Dalil & Perakuan Terhadap PBT

Bagi mana-mana pemimpin pun, perakuan terhadap dirinya, peribadinya, perjuangannya, jadual-jadual perjalanannya dan kepemimpinannya oleh Orang Allah amatlah penting dan bermakna, kerana dengan semikian, barulah dapat dipisahkan bahawa dia itu adalah orang pilihan Allah untuk zaman ini. Jika tidak ada perakuan yang demikian, maka terbatallah dakwaannya itu dan dia pun tidak layak untuk diikuti oleh umat Islam. Jika diikut pun, tidaklah sampai ketahap menjadi suatu sunnah atau “mazhab” akhir zaman. Bagi Sahibul Zaman yang terakhir ini, perakuan terhadap dirinya datang daripada beberapa banyak sumber. Berikut ini, kami senaraikan secara serba ringkas perakuan-perakuan tersebut, yang sempat kami kutip dan terima.

Jika dikumpulkan semua sekali hadis-hadis mengenai diri beliau, akan terdapat lebih daripada dua puluh buah hadis yang menceritakan mengenai beliau. Sebahagian daripadanya sudah kami sebutkan pada bahagian sebelum. Dan di sini kami ingin memasukkan (sebahagiannya mengulang semula) sebanyak 19 buah hadis sahaja. Dan kami tidak menyertakan sebarang huraian terhadap hadis-hadis yang kami masukkan ini.

1. Sabda Nabi SAW, “Al-Mahdi akan datang setelah muncul Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun. (Ibn Majah)

2. Sabda Nabi SAW, “Orang ramai daripada Timur (Pemuda Bani Tamim benar-benar) akan muncul, kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada al-Mahdi.”

3. Sabda Nabi SAW, “Panji-panji Hitam akan keluar dari Khurasan (Setelah Pemuda Bani Tamim bertemu al-Haris Harras dan pada masa itu juga kawan-kawan al-Mahdi (tentera-tenteranya) keluar menuju Baitulmaqdis.”

4. Al-Mahdi akan dibaiat di antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim oleh sejumlah orang yang mengikuti Perang Badar (iaitu Pemuda Bani Tamim dan pasukannya), kemudian datang kumpulan orang dari Iraq, dan para Wali Abdal dari penduduk Syam untuk berikrar kepadanya. Dan akan datang pula pasukan daripada Syam (sufyani) yang kemudiannya ditelan bumi di al-Baidak dekat Zul Hulaifah. Semuanya binasa melainkan si pembawa berita sahaja.” (Abu Daud & Al-Hakim)

5. Sabda Nabi SAW. “Tiga ratus empat belas orang yang diantaranya adalah perempuan, bergabung dengan al-Mahdi yang akan bertindak ke atas setiap pemimpin yang berbuat zalim dan menegakkan keadilan seperti yang diharap-harapkan oleh semua orang. Setelah itu, tidak ada kebaikan lagi di muka bumi ini yang melebihi kebaikan pada masa al-Mahdi”.

6. Sabda Nabi SAW “Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang laki-laki daripada suku Tamim yang datang dari Timur”.

7. Sabda Nabi SAW “Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk”. Maksudnya ialah al-Mahdi. (Ibn Majah, Abu Nuaim & Al-Hakim)

8. Sabda Nabi SAW, “Sebelum al-Mahdi (muncul), As-Sufyani akan muncul dengan 360 pasukan berkuda. Kemudian dengan diiringi 30,000 pasukan yang dipimpin oleh Kalb, iaitu bapa saudaranya. As-Sufyani kemudian mengerahkan askarnya ke Iraq. Dalam serangan ini, 100,000 orang terbunuh di Zaura’ iaitu suatu bandar di Timur. Setelah itu mereka menyerang Kufah pula. Ketika itu muncullah Panji-panji (Hitam) dari Timur. Lantas ada satu pertanyaan, wahai Rasullah, bagaimana kami dapat mengenalinya? “Nabi SAW menjawab, “Dia adalah dari keturunanku, perawakannya mirip kepada Bani Israel, seolah-olah wajahnya bercahaya-cahaya laksana bintang, pipi kanannya bertahi lalat hitam. Dia tampan orangnya, yang berusia 40 tahun. Dia akan didatangi oleh Wali-wali Abdal dari Syam, tokoh-tokoh Nujabat dari Mesir, Asoib dari Timur dan para pengikutnya…….”

9. Sabda Nabi SAW “Sentiasa akan ada satu toifah dari kalangan umatku yang sanggup menzahirkan kebenaran. Mereka tidak dapat dirosakkan (dikalahkan) oleh orang-orang yang menentangnya, hinggalah datang perintah Allah (hari kiamat).”
10. Sabda Nabi SAW Dari Ibnu Mas”ud RA, katanya, “ketika kami berada di sisi Rasullah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat mereka, maka kedua-dua mata banginda SAW dilinangi air mata dan wajah baginda berubah. Aku pun bertanya, “Mengapakah kami melihat pada wajah Tuan sesuatu yang tidak kami sukai?” Baginda menjawab, “Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dari penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang suatu kaum dari Timur yang membawa bersama-sama mereka Panji-panji Hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, maka mereka pun berjuang dan beroleh kejayaan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerima sehinggalan mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan seperti halnya bumi ini dipenuhi dengan kedurjanaan sebelumnya. Sesiapa yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka itu, walaupun terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya dia adalah al-Mahdi.”(Ibnu Majah)

11. Sabda Nabi SAWDaripada al-Hasan, bahawa Nabi SAW menyebut bala yang akan menimpa kaum keluarganya, hinggalah Allah mengutuskan Panji-panji Hitam dari Timur. Sesiapa yang menolongnya akan ditolong pula oleh Allah. Sesiapa yang menghinanya akan dihinakan pula oleh Allah, hinggalah mereka mendatangi seorang lelaki yang namanyna seperi nama aku. Mereka pun melantiknya memimpin mereka, maka Allah pun membantu dan menolongnya.” (Nuaim bin Hammad)

12. Sabda Nabi SAW “Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Sesiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka, sekalipun merangkak di atas salji.” (Al-Hafiz Abu Naim)

13. Sabda Nabi SAW, “Akan keluar seorang lelaki dari seberang sungai yang dikatakan Al-Haris bin Harras, yang di hadapannya ada seorang lelaki yang dikatakan al-Mansur, dialah yang akan memudahkan urusan atau membela keluarga Nabi SAW seperti pihak Quraisy yang membela Rasulullah SAW. Wajib setiap mukmin menolongnya atau banginada bersabda, “Wajib setiap orang mukmin menerimanya.” (Abu Daud, an-Nasa’I, al-Baihaqi & al-Husin)

14. Sabda Nabi SAW, “Apabila kamu melihat Panji-panji Hitam telah diterima di sebelah wilayah Khurasan, maka datangilah dia sekalipun terpaksa merangkak di atas salji kerana padanya itu ada Khalifah Allah iaitu al-Mahdi.” (Abu Nuaim)

15. Sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya ketika zahir al-Mahdi, menyerulah malaikat dari atas kepalanya, “Ini al-Mahdi Khalifah Allah, maka kamu ikutilah dia.” Seluruh manusia tunduk dan patuh kepadanya dan mengecapi kasih sayangnya. Sesungguhnya al-Mahdi itu menguasai Timur dan Barat. Dan adalah yang berbaiat kepadanya di antara Rukun dan Maqam, yang pertama adalah sejumlah pasukan Badar (314 orang). Kemudian Abdal dari Syam mendatanginya, dikuti oleh Nujabak dari Mesir dan Asoib dari Timur. Setelah itu Allah mengutuskan kepadanya tentera dari Khursan dengan Panji-panji Hitam dan mereka menuju ke Syam. Allah menutus kepadanya 3,000 malaikan dan ahli (Ashabul) Kahfi adalah anatara pembantunya.”

16. Sabda Nabi SAW. “Sesiapa yang berpegang (teguh) dengan sunnahku ketika umatku sedang rosak, baginya seratus pahala syahid.” (Iman Muslim)

17. Sabda Nabi SAW, “Ada tiga orang adik-beradik yang saling berperang sesama sendiri berhampiran tempat simpanan Kaabah kamu. Ketiga-tiganya adalah anak seorang khalifah. Kemudian tidak seorang pun anatara mereka yang menjadi khalifah. Kemudian muncullah Bendera Hitam dari arah Timur, lalu mereka membunuh kamu semua (yang sedang berperang saudara itu) dengan satu pembunuhan yang (sangat banyak) belum pernah berlaku sebelum ini oleh sesuatu kaum.” Kemudia baginda menuturkan sesuatu yang tidak saya ingatinya. Kemudian baginda bersabda, “apabila kamu semua melihatnya, hendaklah berbaiat kepadanya walaupun terpaksa merangkak di atas salji kerana dia adalah Khalifah Allah, iaitu al-Mahdi.” (Ibnu Majah)

18. Sabda Nabi SAW, “akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakin pemerintahnya.” (Ibnu Majah)

19. Sabda Nabi SAW, “Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hinggalah dipacakkan di Ilya.” (At-Tarmizi)

Demikianlah antara beberapa buah hadis yang sudah sedia masyhur di kalangan kita yang menceritakan tentang Pemuda Bani Tamim. Hadis-hadis itu adalah datang dari beberapa tingkatan, ada yang sahih lizatih, ada yang sahih lighairih, ada yang hasan, ada yang dhaif dan ada pula yang dikatakan sebagai maudhuk oleh sebahagian pengkaji hadis. Bagaimana pun, ingin kami jelaskan di sini bahawa hadis-hadis yang menceritakan mengenai beliau adalah banyak dan sumber yang pelbagai, itu menjadikan hadis-hadis ini sebagai hadis yang bertaraf mutawatir, ia itu mutawatir maknawi.

Kerana banyak sanad dan banyak matan yang berbeza, di samping banyak rawi yang terlibat dalam periwayatannya, maka kami mengambil kira semua factor ini sebagai alasan utama untuk kami mengistiharkan bahawa PEMUDA BANI TAMIM itu ada, hadis-hadis mengenainya banyak dan pelbagai tingkatan, selain cerita-cerita daripada para ulama sejak zaman-berzaman tentang beliau. Semua ini menjadikan kami bertambah yakin tentang kesahihan berita bahawa beliau akan muncul pada suatu hari nanti, ia itu pada akhir zaman. Dan zaman yang dimaksudkan itu adalah zaman kita ini.

Bagaimana pun, di sini, kami tidak berhasrat untuk memasukkan sama riwayat-riwayat lain, daripada Sahabat RA dan para tabiin BH mengenai beliau. Kami juga tidak bercadang untuk memasukkan sama riwayat daripada para ulama yang muktabar mengenainya. Cukuplah dengan hanya memasukkan hadis-hadis sahaja. Yang demikin itu sudah memadai bagi orang yang percaya dan yakin dengan hadis-hadis. Begitu juga bagi yang mahu percaya dan mahu pula mengakui akan kelebihan yang ada pada beliau itu. Jika dimasukkan keterangan daripada Sahabat RA dan ulama, hanyalah untuk menambahkan lagi keyakinan sahaja.

Apa yang paling penting bagi kami, mesej yang disampaikan oleh Rasulullah SAW ini sudah amat jelas, ia itu menunjukkan betapa berat perhatian yang diberikan oleh Islam terhadapnya.